SEBELAS
Ini adalah sebuah kisah hidup
seorang pemuda yang penuh dengan lika liku kehidupan. Kisah ini dimulai ketika
seorang ibu yang sedang mengandung anak kedua mereka bersama suaminya pulang
dari rumah orangtuanya. Mereka pun berjalan menuju jalan raya jarak rumah
orangtua dari ibu yang sedang hamil tersebut sekitar 1 km. Setelah berjalan
cukup lama akhirnya mereka sampai di tepi jalan raya. Setelah sampai dijalan
raya sang suami melambaikan tanganya agar angkutan umum berhenti. Beberapa
angkutan umum yang melewati mereka ternyata sudah penuh dan pada ketika itu
belum banyak keberadan angkutan umum didaerah tersebut.
Ditengah terik matahari ketika jam
menunjuk angka 12 akhirnya ada sebuah angkutan umum yang berhenti. Kemudian
pasangan tersebut masuk kedalam angkutan umum. Angkutan unum pun berjalan
hingga disuatu titik berhenti karena ada penumpang. Ketika itu masuklah seorang
penumpang dengan membawa seekor ayam jago yang sangat cantik. Seketika padangan
suami ibu hamil tadi berpaling ke arah ayam tersebut. Dia memandanginya dari
ujung kepala hingga ujung kaki nya. Lelaki tersebut semakin terpukau ketika
melihat jalu di kaki ayam tersebut yang kokoh dan bagus. Lalu sang istri
bertanya "kamu liatin apa pak? Kok serius banget", lalu suaminya menjawab
"tidak aku tidak melihat apa-apa kok bu" setelah beberapa jam
kemudian lalu mereka akhirnya tiba di terminal kota. Kemudian mereka berganti
mobil untuk meneruskan perjalanan kerumah. mereka mencari mobil angkutan umum
yang berwarna merah. Jika sudah menaiki angkot merah berarti rumah mereka sudah
tidak jauh lagi. Sesampainya dirumah mereka pun beristirahat dengan tenang.
Beberapa minggu kemudian akhir nya
ibu tersebut akan melahirkan sang suami dengan sigap membawa istrinya ke bidan
terdekat. Setelah menempuh usaha yang sangat berat akhirnya lahir lah seorang
bayi laki-laki yang sangat tampan dan sehat. Mereka memberikan nama Firmansyah
pada bayi laki-laki tersebut. Nampak sekilas bayi tersebut lahir dengan keadaan
normal. Setelah proses persalinan selesai mereka membawa buah hatinya pulang.
Keesokan harinya di rumah mereka ramai di datangi oleh keluarga dan kerabat
mereka. Suatu ketika bayi tersebut digendong oleh kerabat mereka sang ibu
sangat terkejut ketika melihat jari kanan tangan anak nya berjumlah lebih dari
anak normal lainya. Ibu tersebut sangat terpukul ketika melihat kondisi
anaknya. Ia membayangkan betapa sulitnya anak ini akan mengarungi kehidupanya
karena dipenuhi oleh kemaluan karena tidak lahir pada kondisi yang normal. Hal
ini mungkin sudah beberapa kali terjadi mungkin perbandinganya 100:1 untuk
setiap kelahiran bayi atau lebih dari itu. Namun sang suami menyoba
menghiburnya dan memberi semangat kepada istrinya. Suatu ketika kala sang anak
sudah dapat mulai berbicara dia bermain dengan sang bibi. Ketika anak tersebut
ditanya oleh sang bibi "adek siapa namanya?" Dengan terbata-bata sang
anak menjawab "Caa..cah" karena belum fasih mengucapkan firmansyah.
Entah kenapa kata-kata tersebut menjadi nama awalnya. Aneh memang tetapi begitulah
kenyataanya.
Empat tahun kemudian setelah sang
anak lahir sang anak sudah tumbuh dengan sehat. Suatu ketika saat anak pertama
pasangan ini yang bernawa awan sekolah. Setiap hari ketika kakaknya sekolah
sang adik selalu menangis karena adik merasa kesepian dirumah dan minta
menyusul kesekolah. Sang ibu akhirnya memboncengnya ke sekolah dengan
menggunakan sepeda.sesampainya disekolah dasar SDN 3 Adipuro ia memita kepada
ibunya untuk disekolahkan disekolah itu.sang ibu sebenarnya tak tega jika
anaknya nantinya menuai caci maki ketika bertemu dengan teman-temanya. Namun
karena anaknya terus merengek akhirnya ibunya masuk kesekolah dan memita izin
kepada kepala sekolah untuk menyekolahkan anaknya disekolah tersebut. Namun
sayangnya karena alasan umur anaknya yang baru 4 tahun maka pihak sekolah
menyarankanya agar masuk ke taman kanak-kanak terlebih dahulu. Akhirnya mereka
pun bergegas menuju taman kanak-kanak dan mendaftarkanya ke taman kanak-kanak
tersebut yang letaknya cukup jauh dengan Sekolah Dasar tersebut. Akhirnya
setelah mendapat beberapa pertimbangan akhirnya pengajar di TK tersebut
mengizinkanya untuk masuk dan belajar disana.
Suatu ketika disaat pagi hari Cacah
pun sarapan pagi dengan disuapi oleh ibunya. Setelah itu dia mandi dan
berpakaian rapi. Beberapa saat kemudian ketika hendak berangkat datinglah sang
paman yang membawa sebuah kamera menfoto kakaknya. Disaat itu anak itu
malu-malu saat akan difoto dia lari kedalam rumah. Mungkin karena memang rasa
percaya dirinya tidak seperti anak-anak lain.
Namun sang paman sempat mencuri
sebuah foto saat anak tersebut tidak menyadarinya.Setelah itu dia berangkat
sekolah seperti biasanya.
Setahun berselang apa yang
ditakutkan oleh sang ibu sepertinya akan benar-benar terjadi ketika dia
menganjak ke bangku sekolah dasar. Dimulai ketika hari pertamanya memasuki
sekolah sudah ada beberapa anak yang mengejeknya dengan memanggilnya jari
sebelas atau jalu dan sebagainya. Dengan perasaan malu dia menyembunyikan
tangan kanannya dengan memasukanya kedalam saku celananya. Semejak itu pula dia
menjadi semakin tidak percayadiri, dia menjadi anak yang pendiam dan terkesan
menghindari teman-temanya. Mungkin satu-satunya anak yang mau berteman
dengannya adalah seorang anak yang bernama nopri. Mereka duduk berdua dari
kelas satu hingga kelas dua sampai suatu ketika sebuah salah paham memberikan
jarak antara persahabatan mereka. Pertengkaran anak SD yang sangat
kekanak-kanakan dan sampai saat ini saya tidak mengerti mengapa hal itu dapat
terjadi, mungkin hanya saya dan dia yang tau.
Setiap hari dia lalui dengan rasa
ketidak percaya diri yang membekapnya. Kedua tangannya selalu dimasukan ke
kantung celananya. Hingga suatu ketika disaat dia berjalan di tengah lapangan
upacara seorang guru wanita menghampirinya dan dengan penasaran bertanya
“Hei nak kenapa kamu selalu
meletakan tangan mu di kantung celanamu?”
Anak itu menjawab “Nggak Bu, gak
papa kok”
Ibu guru bertanya lagi “Bolehkah
Ibu tanganmu?”
Dengan malu dia menjawab “iiia Bu,
boleh” lalu dia mengeluarkan kedua tanganya dari kantung celananya seraya
berkata “Ini Bu”.
Ibu guru pun sedikit terkejut dan
berkata “Oo..jadi ini penyebabnya yang membuat kamu jadi pemalu dan pendiam?”
dia menjawab “Ia Bu”
Lalu Ibu Guru memberinya nasehat
yang sedikit sulit untuk dipercaya “Kalau memang itu membuat kamu tidak percaya
diri mendingan dipotong aja nak”
Dengan perasaan yang campur aduk
akhirnya anak itu meninggalkan guru tersebut.
Suatu ketika saat pembagian raport
kakak dari anak tersebut pulang dengan bangganya menunjukan kepada orang tuanya
ketika menjapat peringkat pertama di kelas, memang prestasi kakaknya jauh lebih
baik dibandingkan dengan adiknya ini sekeras apapun dia telah mencoba untuk
setidaknya menyamai apa yang didapatkan oleh kakaknya tetap saja dia tidak
mampu menyamainya. Dan bayang-bayang kakaknya ini menambah beban berat yang
harus dipikulnya.
Suatu ketika saat hari libur Cacah
dan kakaknya ikut orang tuanya yang seorang petani pergi kesawah mereka
bermain-main dan berlari-larian. Tiba-tiba sang adik yang berlarian di sekitar
sungai kecil terperosok kedalamnya dan tenggelam. Melihat hal tersebut sang ibu
langsung berlari ke arah sungai dan langsung mencari nya beruntung karena
sungai itu tidak terlalu dalam dan deras sehingga dia tidak terbawa arus. Di
dalam sungai kecil itu Nampak terapung topi yang dikenakan anak tersebut sang
ibu langsung meraih anaknya dan membawa anaknya keluar dari sungai tersebut.
Hari terus berganti dan anak itu
mulai tumbuh besar namun setiap harinya dia dan kakaknya selalu bertengkar dan
membuat ibunya pusing. Pada suatu titik terjadilah perselisihan yang membuat
keduanya saling berdiam tanpa ada komunikasi setidaknya selama satu tahun
mereka tinggal satu rumah tetapi tidak bertegur sapa satu sama lain. Hal ini
juga yang membuat anak tersebut menjadi tambah pendiam dan mengurung diri.
Disuatu ketika saat ayahnya sedang
merenovasi rumah dia bermain-main di pinggir sungai besar didepan rumahnya.
Satu catatan lagi walaupun dia tinggal didekat rumah tapi dia tidak pernah bisa
berenang hal yang aneh tidak seperti teman-temanya yang lain. Ketika dia
bermain-main nasib sial menimpanya dia terperosok kedalam sungai. Dengan
keadaan gugup karena tidak bisa berenang dia berteriak meminta tolong namun
sayangnya teriakannya tidak didengar oleh siapapun. Beberapa detik berlalu dan
rasa takut semakin menyelimutinya. Disaat dia hampir putus asa ternyata ada
sebuah rongga di pinggiran sungai yang dapat digunakan untuk peganganya dan
akhirnya setelah berusaha dengan keras dia berhasil naik keatas. Dengan
perasaan takut dan badan yang gemetar dia akhirnya pulang kerumah dan sang ayah
kaget saat mendapati anaknya basah kuyup dan badanya gemetar. Sang ayah
bertanya “kamu kenapa nak?kok basah kuyup begitu”
Dengan nada sewot anaknya menjawab
“abis kecebur di sungai depan rumah itu pak”
Ayah bertanya lagi “kok bisa lho
nak?emang kamu bisa berenang?”
Anaknya menjawab “Ya nggak bisa,
lha bapak di panggilin teriak-teriak gak denger. Untung bisa naek ke atas”
Dua kejadian tenggelam diataslah
yang membuat dia sampai saat ini trauma dengan air yang mengalir. Sekeras
apapun dia mencoba untuk belajar berenang tetap saja dia tidak bisa walau hanya
sekedar mengapung saja tidak bisa.
Ketika di jenjang SMP prestasinya
lumayan cukup baik dibandingkan prestasi lainya walaupun dia tidak pernah
mendapat juara kelas setidaknya ketika ada lomba Sains dia diajukan untuk
mengikutinya.di jenjang ini dia menemukan kembali sorang sahabat baik yang
bernama Ruli rambutnya kriting, badanya kurus dan juga tinggi dia adalah anak
yang cerdas. Ketika dimasa SMP ini jiwa remajanya mulai muncul. Dia sempat suka
dengan seorang wanita teman satu kelasnya ketika masih duduk dikelas dua, namun
ketika itu pula prestasinya semakin turun dan dia harus tergeser ke kelas C dan
gadis tersebut masih bertahan di kelas A. hal ini semakin buruk saja ketika
jenjang SMA memisahkan mereka dia hanya sempat berkomunikasi sekejab saja
sebelum akhirnya mereka berpisah dan tidak sempat mengutarakan perasaanya.
Semenjak itu dia tidak pernah merasakan jatuh cinta lagi.
Setelah tahun demi tahun yang sulit
dapat terlalui akhirnya dia mulai beranjak remaja. Dengan mantab dia memilih
jengjang SMK dibandingkan SMA karena dia tahu betul bahwa kondisi orang tuanya
akan sangat berat jika harus meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Di fase
ini mungkin sudah mulai menurun atau bahkan tidak ada lagi ejekan-ejekan yang
biasa diterimanya. Tapi pribadi yang pemalu dan pendiam sudah terlanjur melekat
kedalam dirinya. Satu hal yang sampai detik ini masih terjadi adalah ketika dia
disuruh menyajikan sebuah materi atau mengerjakan soal didepan kelas dan dia
melakukan sedikit kesalahan saja maka keringat dingin akan mengucur disekujur
tubuhnya dan sampai detik ini hal itu masih sering terjadi.
Dari semua lini baik dari prestasi
ataupun tingkat keahlian dimiliki nya tak pernah seperti apa yang dapat
dilakukan kakaknya. Hal ini bertambah parah saat dia dikenalkan dengan dunia
game oleh teman sekelasnya yang akhirnya sampai sekarang menjadi teman baiknya
namanya adalah Widhi dia adalah anak yang paling pandai dalam bermain game menurut
saya dan juga memiliki bakat psikologi yang bagus karena itu saya yakin kalau
suatu saat pasti dia akan menjadi orang yang sukses. Semenjak itu selepas
pulang sekolah dia selalu pergi ke warnet untuk bermain game. Dia yang tadinya
rajin menabung kini tabunganya habis karena digunakan untuk bermain game.
Setiap pulang sekolah seminimalnya dia pergi kewarnet selama dua sampai tiga
jam. Hal ini terus berlanjut hingga dia kelas dua. Hal ini yang membuatnya dan
memaksanya untuk mengenakan kacamata. Pada awalnya dia merasa malu dan minder
mengenakan kacamata. Namun pada akhirnya setiap hari dia mengenakan kacamata.
Di jenjang ini prestasinya sungguh sangat tidak bisa dibanggakan prestasi
terbaiknya hanyalah bisa masuk 10 besar saja. Setelah lulus SMK dia mencoba
melamar pekerjaan di beberapa tempat temasuk di sebuah BANK Swasta. Dia
menjalani tes demi tes dan akhirnya gagal di tes fisik karena memang fisiknya
tak sekuat teman lainya. Ketika tes wawacara pun dia tak pandai menjawab karena
dia adalah orang yang pendiam dan tak punya banyak kosa kata.
Dia terus berusaha dengan kerja
keras dan berdo’a kini dia tidak malu lagi dengan apa yang dia miliki dan
menganggapnya sebuah kelebihan yang tidak orang lain miliki. Setelah beberapa
bulan mencari pekerjaan akhirnya dia titawari sebuah kerjaan oleh rekanya di
sebuah toko komputer. Dan sepertinya kali ini memang rejekinya sudah datang
ketika dia datang dan berbicara dengan salah satu pegawai disana keesokan
harinya dia sudah langsung boleh bekerja. Setelah beberapa bulan berjalan
terbesit keinginan untuk memperbaiki kondisi ekonominya karena itu dia
memutuskan untuk bekerja sambil kuliah. Awalnya dia sempat ragu apakan dapat
membagi waktunya namun dukungan dari orangtuanya memberikan kekuatan untuknya
dan menegaskan keputusanya untuk melanjutkan kuliah. Dan hingga kini dia masih
menjalani kesibukannya bekerja dan kuliah tanpa ada lagi penyesalan dan rasa
malu karena telah terlahir normal seperti yang lain. Karena masih banyak orang
yang lebih tidak beruntung dibandingkan dengannya. Semoga cerita ini dapat
bermanfaat bagi anda dan terimakasih telah membaca sedikit kisah tentang diri
saya.
0 komentar:
Post a Comment